Perkembangan remaja yang akan saya tuliskan pada kali ini adalah masa-masa dimana saya masih baru masuk SMA dan masuk pada suatu Pondok Pesantren di Jakarta.
Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP, saya melanjutkan ke sebuah Madrasah Aliyah Swasta di suatu daerah di Jakarta Timur sekaligus masuk sebagai santri baru pada Pesantren Al-Kenaniyah. Inilah awl perjalanan hidup saya dimana saya harus berpisah dari orangtua. Di Pondok Pesantren ini, saya mendapatkan banyak pengalaman-pengalaman baru. Pada awal saya masuk di PP ini, saya merasa sangat sulit untuk bisa mengadaptasikan diri pada tempat yang bisa dikatakan masih sangat baru bagi saya, yang didalamnya terdapat tempat, suasana, kegiatan, teman, guru, dan segalanya yang serba baru dimata saya. Saya merasa sangat sulit untuk bisa merasakan kenyamanan pada tempat ini. Tiga tahun waktu yang harus saya jalani di PP ini, saya baru bisa merasakan adanya sebuah kenyamanan didalamnya setelah saya menjalani satu tahun. ini berarti, saya baru merasa bisa mengkondisikan diri saya pada tempat ini setelah saya memasuki tahun kedua saat saya masuk kelas dua Aliyah. Satu tahun pertama saya disana merupakan masa-masa tersulit bagi saya untuk bisa mengkondisikan diri pada PP ini. Dimana saya harus mulai bisa mengenal tempat baru yang tentunya dengan suasana yang baru pula, berbagai peraturan yang diterapkan pada PP ini, serta harus bisa menerima karakter teman-teman baru saya yang tentunya mereka juga belum mengenal siapa sebenarnya diri saya, dimana saya adalah salah satu remaja yang mempunyai sifat sedikit pemalu, sensitif, kurang percaya diri dan sifat-sifat lain pribadi saya.
Bagi saya, masa-masa dimana saya harus menjalani kehidupan di sebuah pesantren adalah masa dimana saya harus bisa memulai untuk bisa hidup mandiri yang didalamnya berarti saya harus bisa menghadapi dan menyelesaikan segala masalah saya sendiri dengan berbagai cara saya sendiri.
Disinilah proses perkembangan diri saya dimasa remaja. Dimulai dari yang awalnya saya masih belum bisa mandiri, masih belum bisa untuk menyelesaikan sediri berbagai masalah saya menuju pembelajaran untuk mendewasakan diri serta berani untuk turun behadapan dengan orang-orang yang tentunya dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda.
Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP, saya melanjutkan ke sebuah Madrasah Aliyah Swasta di suatu daerah di Jakarta Timur sekaligus masuk sebagai santri baru pada Pesantren Al-Kenaniyah. Inilah awl perjalanan hidup saya dimana saya harus berpisah dari orangtua. Di Pondok Pesantren ini, saya mendapatkan banyak pengalaman-pengalaman baru. Pada awal saya masuk di PP ini, saya merasa sangat sulit untuk bisa mengadaptasikan diri pada tempat yang bisa dikatakan masih sangat baru bagi saya, yang didalamnya terdapat tempat, suasana, kegiatan, teman, guru, dan segalanya yang serba baru dimata saya. Saya merasa sangat sulit untuk bisa merasakan kenyamanan pada tempat ini. Tiga tahun waktu yang harus saya jalani di PP ini, saya baru bisa merasakan adanya sebuah kenyamanan didalamnya setelah saya menjalani satu tahun. ini berarti, saya baru merasa bisa mengkondisikan diri saya pada tempat ini setelah saya memasuki tahun kedua saat saya masuk kelas dua Aliyah. Satu tahun pertama saya disana merupakan masa-masa tersulit bagi saya untuk bisa mengkondisikan diri pada PP ini. Dimana saya harus mulai bisa mengenal tempat baru yang tentunya dengan suasana yang baru pula, berbagai peraturan yang diterapkan pada PP ini, serta harus bisa menerima karakter teman-teman baru saya yang tentunya mereka juga belum mengenal siapa sebenarnya diri saya, dimana saya adalah salah satu remaja yang mempunyai sifat sedikit pemalu, sensitif, kurang percaya diri dan sifat-sifat lain pribadi saya.
Bagi saya, masa-masa dimana saya harus menjalani kehidupan di sebuah pesantren adalah masa dimana saya harus bisa memulai untuk bisa hidup mandiri yang didalamnya berarti saya harus bisa menghadapi dan menyelesaikan segala masalah saya sendiri dengan berbagai cara saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar